Sharing Inspiration, Motivation, Lifestyle, and Business

Sunday, January 14, 2007

Mewujudkan Legenda Pribadi Bersama Sang Alkemis


Menentukan tujuan merupakan proses yang menentukan dalam perencanaan kehidupan pribadi kita. Proses penetapan tujuan membantu kita menentukan arah perjalanan hidup kita. Dengan mengetahui secara pasti apa yang ingin kita raih, apa yang menjadi legenda pribadi kita, kita kan mengetahui apa yang harus kita fokuskan.

Dalam sebuah novel best seller berjudul “Sang Alkemis” dikisahkan perjalanan seorang pemuda penggembala bernama Santiago dari Andalusia dalam mewujudkan legenda pribadinya yaitu mencari harta karun di dekat piramida di Mesir. Ketika ia sedang tidur di bawah pohon di Andalusia, ia bermimpi tentang perjalannya ke priamida Mesir dan mendapatkan harta karun. Demi mewujudkan impiannya dari Eropa ia menyebrang ke Afrika. Pertemuannya dengan seorang raja, Sang Alkemis, pemimpin caravan dan gadis gurun membuatnya terus maju untuk mewujudkan impiannya. "treasure lies where your heart belongs.” “Di mana hatimu, di situ terletak hartamu.” Kata-kata ini memotivasi dirinya untuk mewujudkan legenda pribadinya yaitu mewujudkan impiannya mencari harta karun di dekat Piramida Mesir. Kisah perjalanan dan kiasan-kiasan dalam novel ini memberikan inspirasi kepada kita dalam perjuangan hidup meraih cita-cita dan impian karena kita semua punya cita-cita, kita semua punya impian, kita semua punya harta karun yang mungkin masih terpendam.

Mengatasi Hambatan
Setiap orang di bumi mempunyai “harta” yang menantinya. Mewujudkan legenda pribadi merupakan kewajiban real manusia. Setiap orang mempunyai impian. Setiap orang mempunyai legenda pribadi. Setiap orang memiliki cita-cita atau nilai yang berharga dalam hati mereka. Impian atau legenda pribadi adalah apa yang selalu ingin kita tunaikan. Tetapi kita sering menghadapi hal-hal yang tampaknya negatif yang membuat kita merasa mustahil untuk mewujudkan legenda pribadi kita. Padahal sebenarnya hal-hal tersebut menunjukan cara kita mewujudkan legenda pribadi. Sayangnya, kita sering memilih untuk tidak mewujudkan legenda pribadi kita. Banyak orang yang menyerah terlalu dini sebelum meraih impian mereka.

Dalam perjalanannya, Santiago menemui banyak hambatan yang sempat membuat dirinya gentar. Perjalanannya ke piramida harus melewati gurun dan dalam novel ini gurun melambangkan cobaan yang harus dilalui dalam meraih cita-cita. Ia sempat tertipu dan kehabisan uang, terjebak dalam perang antar suku di gurun, kudanya disita dan ia pun sempat ditahan oleh orang-orang gurun. bertemu para perompak di Mesir. Santiago mewakili setiap orang yang berjuang meraih cita-cita. Dalam setiap perjuangan meraih mimpi, kita sering menghadapi situasi sulit, seperti terjebak dilingkungan yang negatif ataupun keterbatasan secara finansial. Juga tidak jarang, teman-teman kita menertawakan kita ketika kita mengungkapkan impian kita. Sang Alkemis sendiri berkata, “Bila kau memiliki harta yang sangat bernilai didalam dirimu, dan mencoba memberitahu orang lain tentang hal itu, jarang ada yang percaya.”

Tetapi hambatan dan godaan-godaan itu sebenarnya juga datang dari dirinya sendiri. Ia hampir tergoda untuk mengurungkan niatnya dan kembali ke Andalusia atas anjuran si penjual kristal ketika ia telah berhasil mengumpulkan uang bersama si penjual kristal. Santiago juga hampir tergoda untuk tidak melanjutkan perjuangannya ketika ia merasakan kenyamanan di daerah oase dan bertemu dengan gadis gurun. Oase dan godaan untuk pulang kembali ke Andalusis dalam kisah ini bisa diartikan sebagai zona kenyamanan (comfort zone). Banyak orang memilih untuk tidak meneruskan perjalanan meraih cita-cita dan mewujudkan legenda hidup karena mereka telah terbuai dalam zona kenyamanan.

Bagaimanapun, hambatan dan godaan yang di alami Santiago tidak membuatnya menyerah. Justru dari godaan-godaan dan hambatan itu ia belajar banyak hal yang berharga. Sebelum sebuah mimpi terwujud, Jiwa Buana menguji semua yang telah dipelajari sepanjang perjalanan, bukan karena ia jahat tetapi supaya kita maju sebagai tambahan mewujudkan mimpi-mimpi, menguasai perjalanan-perjalanan yang kita tekuni saat bergerak menuju mimpi itu. Jika di tengah perjalanan, pikiran menggoda kita untuk menyerah, ingatlah akan cita-cita, tujuan dan mimpi yang ingin diraih. Ingatlah alasan mengapa kita melakukan perjalanan itu.

Berani Mengambil Keputusan
Keberanian mengambil keputusan merupakan sifat seorang kepemimpinan. Walaupun kita bukan pemimpin organisasi atau seorang manajer, setidaknya kita semua adalah pemimpin untuk diri kita sendiri. Novel ini memberi kita ilham untuk mengikuti mimpi-mimpi kita sendiri dengan memandang dunia melalui mata kita sendiri bukan orang lain. Dalam meraih cita-cita kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita harus berani mengambil keputusan untuk diri kita. Ironisnya, kita sering memilih keputusan yang sebenarnya bukan keputusan kita. Jika kita tidak berani mengambil keputusan maka orang lainlah yang akan mengambil keputusan untuk kita. Keberanian untuk mengambil keputusan memang harus diikiuti dengan keberanian untuk mengambil resiko. Dalam novel ini, Santiago dalam perjalanan mewujudkan legenda pribadinya bertekad untuk mengambil keputusan bagi hidupnya. Ia berani mengambil keputusan untuk menjadi gembala karena ia suka berkelana. Ia berani memutuskan untuk menjual domba-dombanya dan pergi ke Mesir demi mewujudkan cita-citanya walau dengan resiko kegagalan mendapatkan harta karun tidak akan mengembalikan domba-dombanya. Di tengah cerita, ia berani mengambil keputusan untuk meninggalkan oase yang merupakan zona kenyamanan baginya untuk meraih impiannya menuju piramida.

Menjiwai Kerja dan Usaha Kita

Kisah “Sang Alkemis” mengajarkan kita tentang kearifan universal tentang bagaimana kita mendengarkan hati kita, membaca tanda yang bertebaran di sepanjang hidup manusia dan terutama bagaimana mengikuti mimpi-mimpi kita dan meraih tujuan hidup. Dalam novel ini Melchizedek, raja kerajaan Salem, memberikan nasihat kepada Santiago untuk selalu mengikuti dan peka akan tanda-tanda yang ditunjukan oleh Sang Pencipta. “Saat kau menginginkan sesuatu, segenap alam semesta bersatu untuk membantumu meraihnya.” Cara belajar yang baik adalah dengan tindakan dan menjalani legenda pribadi. Sang Alkemis mengajarkan kita untuk mendengarkan suara hati kita karena suara itu berasal dari Jiwa Buana.

Santiago sebelum memulai perjalanannya ke Piramida, membuat perencanaan perjalanan menuju ke Piramida. Pertemuannya dengan Melchizedek memberi ia pelajaran untuk lebih menjiwai perjalanan dan usahanya menuju ke Piramida. Itulah yang harus dilakukan setiap orang untuk mewujudkan mimpinya, yaitu menjiwai kerja, usaha dan perjalanan hidup. Dalam mewujudkan legenda pribadi, kita perlu membawa perencanaan-perencanaan yang ada dalam otak kita ke dalam hati kita, sehingga kita selalu menjiwai penerapan dari perencanaan itu atau melibatkan emosi positif dalam usaha kita. Penjiwaan ini merupakan usaha untuk memelihara cita-cita, mendefinisikan alasan kenapa kita harus berhasil. Dalam novel ini, perasaan cinta Santiago dan gadis gurun merupakan tambahan alasan bagi Santiago untuk meraih mimpi. Selama memlihara cita-cita, hati kita akan mampu menunjukan dimana harta itu berada.

Sang Alkemis memberikan nasihat kepada Santiago untuk tidak kalah terhadap rasa takut, karena rasa takut dapat membuatnya kurang menjiwai usaha dan perjalanan yang ia alami. Jangan kalah pada rasa takut karena kekalahan terhadap rasa takut membuat kita tidak mampu mendengarkan hati kita. Bahkan kekalahan terhadap rasa takut membuat kita menyerah dan mematikan impian kita.


Perubahan
Kehidupan memang dinamis. Untuk itu perlu dilakukan perubahan dan perubahan itu harus dimulai dari diri kita. Sang Alkemis memberi pelajaran kepada Santiago untuk melakukan perubahan diri untuk menjadi lebih baik demi mewujudkan impiannya. Kebanyakan orang memandang dunia sebagai tempat yang menakutkan, dan karena mereka begitu, dunia sungguh-sungguh berbalik menjadi tempat menakutkan. Jika kita berusaha menjadi lebih baik dari diri kita sekarang, semua yang ada di sekeliling kita pun jadi lebih baik.

“Setiap orang yang mencampuri Legenda Pribadi hal lain tidak akan pernah menemukan miliknya sendiri.” Kadang kita terjebak untuik melakukan perubahan dengan cara yang tidak tepat. Kita mencoba merubah orang lain tanpa melakukan perubahan terhadap diri kita terlebih dahulu. Kita hanya melihat kelemahan dan kekurangan orang lain tanpa melakukan perbaikan diri.

Mendefinisikan Legenda Pribadi dan Menetapkan Tujuan
Di akhir cerita, Santiago mewujudkan mimpinya sampai di situs piramida di Mesir tetapi ia tidak menemukan harta itu di sana. Di tempat itu ia malah dirampok. Pemimpin perampok menertawakannya ketika Santiago itu menceritakan mimpinya. Pemimpin perampok bercerita bahwa ia pun bermimpi melihat harta karun terpendam di dekat sebuah pohon di Andalusia. Santiago pun kembali ke Andalusia dan ia betapa terkejutnya ia karena menemukan bahwa harta itu benar-benar terpendam di bawah pohon tempat ia biasa menggembala.

Perlu keberanian untuk mewujudkan impian. Akhirnya Santiago menemukan harta itu, tetapi harta yang paling berharga yang ia temukan adalah pengalaman-pengalaman, penemuan jati diri, kebijaksanaan dan nilai-nilai yang ia dapat selama dalam perjalanan ke Piramida Mesir.

Lebih dari itu, pendefinisian legenda pribadi kita dengan cara menentukan tujuan/ sasaran akan secara luar biasa memberikan motivasi serta membangun rasa percaya diri kita. Teknik menentukan tujuan/sasaran memberikan visi jangka panjang dan motivasi. Hal ini mengarahkan diri kita dalam penguasaan pengetahuan, proses belajar, dan membantu kita mengatur waktu dan tenaga sehingga kita dapat melakukan yang terbaik dan memaknai hidup kita.

No comments: